Bumilangit Wiki
Advertisement

Tautan ke halaman Siluman Sembilan Pintu Naga lainnya


Quote1 Ma yasa pranima mero saktima vivasa gardak.

Maile nau dreganako bahaduri tapa'inla'i di'e jo yogya khan.

Tiniharuka atmaharu kevala tapa'im dvara jagrta huna sakcha.Quote2

― Tubuh yang berpendar[src]

Sebuah naga besar berkepala sembilan berdiri dengan agung di atas altar. Kedua cakar belakangnya menggenggam erat sebuah bongkahan batu besar di puncak teratas.

Tingginya kira-kira melebihi tinggi altar. Seluruh tubuh naga itu ditutupi oleh sisik berwarna hijau tua yang mengkilap akibat pantulan cahaya dari kobaran api. Tanduk yang dimiliki oleh naga itu berbeda-beda pada setiap kepala; tajam, tumpul, patah sebelah, melengkung keluar dan ke dalam, bahkan ada satu kepala yang hanya memiliki satu tanduk.

Ekornya mengibas ke kanan dan ke kiri. Makhluk itu menggetarkan seluruh tubuhnya, kemudian membentangkan sayap dengan megah. Ia membungkuk sedikit, kemudian dengan serentak, setiap kepala menyemburkan api hijau dari mulutnya masing-masing.

Susie segera menoleh ke kiri secara instingtif, tidak ingin wajahnya terkena kobaran api.

Para pria berjubah putih tampak tidak memedulikan kehadiran naga itu. Mereka terus saja berkomat-kamit mengucapkan mantra berulang kali. Tetapi, ada sesuatu yang terlihat berbeda tentang mereka. Susie memperhatikan dengan seksama dan melihat mata para pria tua yang mengelilinginya telah berubah menjadi hijau emerald.

Tidak, bukan hanya bola mata mereka, tapi keseluruhan mata mereka. Serentak, mereka menurunkan tangan mereka dan menatap mata Susie. Mantra yang keluar dari mulut mereka lama kelamaan bertambah cepat sehingga mereka terdengar seperti sedang berkumur-kumur. Tapi entah bagaimana, Susie bisa memahami apa yang mereka katakan.

Quote1 Kami serahkan kepadamu kekuatan kami!

Sembilan roh naga, masuklah pada tubuh manusia Yang Terpilih yang pantas mendapatkannya!

Hanya oleh kedamaian sejati kau bisa membangunkan yang bersarang di dalammu!Quote2

― Pria Tua[src]

Para pria tua itu mengucapkannya secara bersamaan dan mengulangnya terus menerus. Susie menoleh ke arah sang naga. Makhluk itu mengepakkan sayapnya dan terbang beberapa belas meter di atas altar. Kepalanya hampir menyentuh langit-langit goa. Asap mengepul keluar dari masing-masing kepala naga tersebut.

Quote1 Jangan dipikirkan, Susie, tuturnya pada diri sendiri. Ini semua hanya mimpi. Ini semua akan berlalu.Quote2
― Susie memejamkan mata erat-erat[src]

Seketika, keheningan menyelimuti. Hanya ada suara angin bertiup, suara kepakan sayap sang naga, dan suara Susie bernapas terengah-engah. Namun, keadaan itu tidak berlangsung lama.

Advertisement